--> 
Diriwayatkan, ketika Allah memerintahkan Nabi Ibrahim untuk menyembelih putranya, yaitu Ismail, para malaikat keheranan. Sebab, Nabi Ibrahim telah melaksanakan korban 1000 ekor Kambing dan 300 ekor Lembu.
"Semua yang telah kukorbankan bagi Allah, belum berarti apa-apa. Bahkan jika aku diperintahkan Allah untuk mengorbankan anakku dijalan-Nya, aku bersedia melaksanakannya." kata Nabi Ibrahim pada suatu ketika.
Agaknya Nabi Ibrahim telah lupa atas apa yang pernah diucapkannya dan ia baru sadar setelah Allah memerintahkannya untuk menyembelih Ismail. Padahal Ismail adalah putra kesayangan satu-satunya yang dianugerahkan kepadanya lewat Siti Hajar, setelah lama dia tidak dikaruniai Anak. Setelah anak itu berumur 13 tahun, Nabi Ibrahim diperintahkan Allah untuk melaksanakan nadzarnya yang diwahyukan lewat mimpinya.
Begitu menerima wahyu lewat mimpinya, Nabi Ibrahim termangu. Hatinya merasa ragu, benarkah dirinya diperintahkan Allah untuk menyembelih anaknya sebagai korbar ? Benarkah ini wahyu dari Allah ? Atau syetan yang tengah menggoda dirinya? Tetapi setelah mimpi serupa berulang sampai tiga kali, Nabi Ibrahim menjadi yakin bahwa perintah itu darh Allah. Dengan ketetapan hati yang bulat, lalu disiapkan segala sesuatunya untuk menyembelih anaknya Ismail.
"Kau mandikan dan berilah pakaian yang baik untuk Ismail. Anak itu akan kuajak pergi," kata Nabi Ibrahim kepada istrinya Siti Hajar. Tanpa bertanya, Siti Hajar kemudian melaksanakan apa yang diperintahkan oleh suaminya. Setelah semuanya beres, berangkatlah Nabi Ibrahim dengan membawa tali pengikat dan pisau.
Melihat ketabahan dan ketaatan Nabi Ibrahim terhadap wahyu Allah, iblis menjadi kalang kabut, sibuk untuk menggoyahkan iman mereka. Pertama didatanginya Siti Hajar, istri Nabi Ibrahim.
Iblis berkata, "Siti Hajar, bagaimana engkau ini? Anakmu akan disembelih oleh suamimu, kau justru enak-enak duduk disini. Istri macam apa kau ini ?"
Siti Hajar berkata, "Kau jangan berdusta! Mana ada seorang bapak akan menyembelih anaknya sendiri."
Iblis berkata lagi, "Bukankah kau tadi melhat sendiri, suamimu mengajak Ismail dengan membawa tali dan pisau?"
"Mengapa bapak harus menyembelih putranya?"
"Itulah kebodohan suamimu, Ibrahim. Dia mengira perintah menyembelih putranya Ismail itu adalah wahyu dari Allah."
Siti Hajar : "Tapi aku percaya dan yakin bahwa seorang Nabi tidak akan melakukan hal yang batil. Aku ikhlas terhadap apa saja nantinya akan aku tanggung jika itu memang benar-benar perintah Allah. Aku pun rela meski harus mengorbankan nyawa, termasuk nyawa putraku sendiri."
Merasa gagal melakukan tipu muslihatnya, iblis mengalihkan sasarannya kepada Ismail. "Hai Ismail, tidak tahukan kau bahwa ayahmu membawa pisau dan tali untuk menyembelihmu," kata iblis.
"Jangan kau berdusta! Mengapa bapak menyembelihku? Dosa apa aku yang telah kulakukan?" jawab Ismail.
"Ayahmu mengira itu adalah perintah Allah," kata iblis lagi.
"Jika demikian aku hanya menurut dan taat pada apa yang diperintahkan oleh Allah, meskipun harus mengorbankan diriku," sahut Ismail.
Untuk kedua kalinya iblis mengalami kegagalan, lalu ia langsung menggoda Nabi Ibrahim. Ketika Nabi Ibrahim meletakkan pisau di leher putranya, iblis berkata ;
"Hai Ibrahim, tidakkah kau merasa sayang kepada anakmu yang akan kau korbankan itu. Ismail anak laki-laki yang tampan, perilakunya pun sangat baik. Apakah kau tega?"
"Memang demikian keadaannya. Tapi ini adalah perintah Allah yang harus kulaksanakan," Jawab Ibrahim.
Iblis terus berusaha menggagalkan Nabi Ibrahim melaksanakan perintah Allah untuk menyembelih putranya, Ismail. Namu tak berhasil. Ketika Iblis hendak menggodanya lagi, Nabi Ibrahim segera mengambil batu dan melemparkan ke arah iblis hingga buta matanya. Merasa gagal Iblis kemudian pergi. Ibrahim kemudian mulai segera melakukan penyembelihan. Ismail lalu berkata ;
Bersambung...

Diriwayatkan, ketika Allah memerintahkan Nabi Ibrahim untuk menyembelih putranya, yaitu Ismail, para malaikat keheranan. Sebab, Nabi Ibrahim telah melaksanakan korban 1000 ekor Kambing dan 300 ekor Lembu.
"Semua yang telah kukorbankan bagi Allah, belum berarti apa-apa. Bahkan jika aku diperintahkan Allah untuk mengorbankan anakku dijalan-Nya, aku bersedia melaksanakannya." kata Nabi Ibrahim pada suatu ketika.
Agaknya Nabi Ibrahim telah lupa atas apa yang pernah diucapkannya dan ia baru sadar setelah Allah memerintahkannya untuk menyembelih Ismail. Padahal Ismail adalah putra kesayangan satu-satunya yang dianugerahkan kepadanya lewat Siti Hajar, setelah lama dia tidak dikaruniai Anak. Setelah anak itu berumur 13 tahun, Nabi Ibrahim diperintahkan Allah untuk melaksanakan nadzarnya yang diwahyukan lewat mimpinya.
Begitu menerima wahyu lewat mimpinya, Nabi Ibrahim termangu. Hatinya merasa ragu, benarkah dirinya diperintahkan Allah untuk menyembelih anaknya sebagai korbar ? Benarkah ini wahyu dari Allah ? Atau syetan yang tengah menggoda dirinya? Tetapi setelah mimpi serupa berulang sampai tiga kali, Nabi Ibrahim menjadi yakin bahwa perintah itu darh Allah. Dengan ketetapan hati yang bulat, lalu disiapkan segala sesuatunya untuk menyembelih anaknya Ismail.
"Kau mandikan dan berilah pakaian yang baik untuk Ismail. Anak itu akan kuajak pergi," kata Nabi Ibrahim kepada istrinya Siti Hajar. Tanpa bertanya, Siti Hajar kemudian melaksanakan apa yang diperintahkan oleh suaminya. Setelah semuanya beres, berangkatlah Nabi Ibrahim dengan membawa tali pengikat dan pisau.
Melihat ketabahan dan ketaatan Nabi Ibrahim terhadap wahyu Allah, iblis menjadi kalang kabut, sibuk untuk menggoyahkan iman mereka. Pertama didatanginya Siti Hajar, istri Nabi Ibrahim.
Iblis berkata, "Siti Hajar, bagaimana engkau ini? Anakmu akan disembelih oleh suamimu, kau justru enak-enak duduk disini. Istri macam apa kau ini ?"
Siti Hajar berkata, "Kau jangan berdusta! Mana ada seorang bapak akan menyembelih anaknya sendiri."
Iblis berkata lagi, "Bukankah kau tadi melhat sendiri, suamimu mengajak Ismail dengan membawa tali dan pisau?"
"Mengapa bapak harus menyembelih putranya?"
"Itulah kebodohan suamimu, Ibrahim. Dia mengira perintah menyembelih putranya Ismail itu adalah wahyu dari Allah."
Siti Hajar : "Tapi aku percaya dan yakin bahwa seorang Nabi tidak akan melakukan hal yang batil. Aku ikhlas terhadap apa saja nantinya akan aku tanggung jika itu memang benar-benar perintah Allah. Aku pun rela meski harus mengorbankan nyawa, termasuk nyawa putraku sendiri."
Merasa gagal melakukan tipu muslihatnya, iblis mengalihkan sasarannya kepada Ismail. "Hai Ismail, tidak tahukan kau bahwa ayahmu membawa pisau dan tali untuk menyembelihmu," kata iblis.
"Jangan kau berdusta! Mengapa bapak menyembelihku? Dosa apa aku yang telah kulakukan?" jawab Ismail.
"Ayahmu mengira itu adalah perintah Allah," kata iblis lagi.
"Jika demikian aku hanya menurut dan taat pada apa yang diperintahkan oleh Allah, meskipun harus mengorbankan diriku," sahut Ismail.
Untuk kedua kalinya iblis mengalami kegagalan, lalu ia langsung menggoda Nabi Ibrahim. Ketika Nabi Ibrahim meletakkan pisau di leher putranya, iblis berkata ;
"Hai Ibrahim, tidakkah kau merasa sayang kepada anakmu yang akan kau korbankan itu. Ismail anak laki-laki yang tampan, perilakunya pun sangat baik. Apakah kau tega?"
"Memang demikian keadaannya. Tapi ini adalah perintah Allah yang harus kulaksanakan," Jawab Ibrahim.
Iblis terus berusaha menggagalkan Nabi Ibrahim melaksanakan perintah Allah untuk menyembelih putranya, Ismail. Namu tak berhasil. Ketika Iblis hendak menggodanya lagi, Nabi Ibrahim segera mengambil batu dan melemparkan ke arah iblis hingga buta matanya. Merasa gagal Iblis kemudian pergi. Ibrahim kemudian mulai segera melakukan penyembelihan. Ismail lalu berkata ;
Bersambung...
Misteri dan Asal Usul Tatacara Kurban dalam Agama
BalasHapusTatacara kurban (qurban) dan ajaran pengurbanan, penebusan dan penghapusan dosa serta pengudusan ada dalam berbagai agama primitif dari sejak dulu kala. Darimana asal usul dan siapa yang mengajarkan tatacara qurban ini secara detil?
http://duniapemerhati.blogspot.com/2012/10/misteri-dan-asal-usul-tatacara-kurban.html